EVALUASI KEPATUHAN TANAH PADA TANAMAN KAKAO Kakao Theobroma L ) DI KECAMATAN TANO TOMBANGAN ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN
Isi Artikel Utama
Abstrak
untuk menyelidiki evaluasi
kesesuaian lahan untuk
tanaman Kakao (Theobrom
cacao L.) di kecamatan Tano
Tombangan kabupaten Angkola
Tapanuli Selatan. Penelitian
ini dilakukan pada Mei sampai
Juni 2016 di beberapa daerah
pertanian di sekitar
kecamatan Tano Tombangan
Angkola. Pengambilan sampel
tanah didasarkan pada unit
lahan dan analisis tanah
dilakukan di laboratorium
tanah Universitas Andalas.
Penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling
berdasarkan tujuan khusus,
pemetaan konsep, dan
analisis kesesuaian lahan di
kecamatan Tano Tombangan
Angkola. Survei yang diamati
adalah dalam hal penggunaan
atau karakteristik lahan.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa evaluasi lahan Theobroma
cacao di Kecamatan Tano
Tombangan Angkola, Kabupaten
Tapanuli Selatan tidak sesuai
dengan metode pencocokan dalam
karakteristik tanah dengan
persyaratan untuk tumbuh
tanaman kakao di kabupaten
tersebut. Tanaman kakao di
Kecamatan Tano Tombangan
Angkola tidak cocok untuk
dibudidayakan dan diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk
mendapatkan tanaman yang sesuai
dengan karakteristik lahan di
daerah tersebut.
##plugins.themes.bootstrap3.displayStats.downloads##
Rincian Artikel
Terbitan
Bagian

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Cara Mengutip
Referensi
Arsyad S. 2000. Conservation Land And Water. UPT Production Media Information.Institution Resource Information. Institute Agriculture Bogor Press, Bogor.
BPS [Body Center Statistics Service Plantation And Farm Tapanuli South] 2016.Production plant cocoa in Subdistrict Tantom Angkola.
Cahyo, E., S, Agus and W, Wiryono.2013. Economic valuation of the Bukit Cogong protected forest, Musi Rawas Regency, South Sumatra Province. Master's Thesis in Natural Resources and Environmental Management. University of Bengkulu.
Hardjowigeno S. 2002. Soil Science. Akademika Pressindo, Jakarta. 283 p. ICCO [International Cacao Organization] 2010. Cocoa production Indonesia.
Hardjowigeno S. 2007. Classification Land And Pedogenesis, 250 matter. Pressindo Academic, Jakarta.
Winarso, S. 2005. Fertility Land Base And health Quality Land. Gava Media.Yokyakarta.
Sutedjo, Mulyani M, Kartasapoetra AG. 1991. Introduction to Soil Science. Rineka Cipta, Jakarta.
Sutono, S., A. Abdurachman, and I. Juarsah. 1996. Improvement Land Podsoli Red Yellow (Haplorthox) Using Organic and Inorganic Materials: A Screen House Experiment. Proceedings of the Discussion Meeting and Communication of Soil and Agroclimate Research Results. Puslittanak. pp 17-37.
Sys C. 1985. Land Evaluation, Part I to III, International Training Center for Postgraduate Soil Scientists, 334p. State University of Ghent, Belgium.
Tjitrosoepomo S. 1988. Cultivation Cacao, Kansius. Yogyakarta
Tan AJ, Brune WH, Faloona IC, Weinheimer T, Campos BA, Ridley SAVay, Collons JE, Sachse GW, Jaegle L, Jacob DJ 1998. Airborne in-situ OH and HO 2 observations in the cloud-free troposphere and lower stratosphere during success.
Vaccari F. 2011. Biochar as a strategy to sequester carbon and increase yield in durum wheat. European Journal of Agronomy 34(4): 231-238
Winarso, Sugeng. 2005. Basic Soil Fertility (Soil Health and Quality) Gava Media, Yogyakarta. 250 pages.
Wiryono. 2013. Introduction Knowledge Environment. Bengkulu: Body Publishing Faculty of Agriculture, University of Bengkulu.
Zachar, D. 1982 soil erosion. Development sin soil science 10. New York. Matter. 166